Tiga Wejangan Ibu yang Tak Pernah Lepas dari Hidupku


Mendeskripsikan tentang ibu adalah suatu hal yang tidak mudah untuk dijabarkan. Perlu beberapa waktu dan lembaran kertas untuk bisa mendeskripsikan tentang ibu secara rinci. Namun serincinya kita dalam mendeskripsikan tentang ibu, tetap saja kita tak bisa mendeskripsikan seberapa luas hati ibu kepada anaknya. Mungkin saja kita sebagai anak hanya bisa mendeskripsikan ibu dari fisiknya saja, di mana melihat keseharian ibu yang memanjakan, membela, merawat, dan lain-lain. Tetapi di balik itu semua, kita sebagai anak tak pernah tau isi hati seorang ibu yang sejujurnya, walau jarak begitu dekat dan erat. Ibu adalah sosok yang sangat pandai menyimpan isi hatinya, sebab beliau tak ingin orang sekitar menjadi terganggu akibat perasaannya. Beliau hanya ingin memunculkan wajah ceria kepada siapa pun, termasuk itu ke suami, dan anak-anaknya.
.
Dibalik kesibukan ibu yang begitu padat, beliau tak pernah sedikit pun melupakan waktu mengobrol dan bercanda gurau bersama anak serta suami. Waktunya pun semua tercurahkan demi keluarga kecilnya dapat bahagia selalu. Hingga terkadang ibu sampai mengabaikan waktu sendirinya. Karena bagi ibu, kebahagiaan anak adalah prioritas utamanya sekarang. Tak ayal ibu bisa menjadi sosok yang sangat sensitif terhadap anaknya, terlebih mendapat suatu kejadian, baik itu baik maupun buruk. Sehingga setiap harinya ibu bisa menjadi motivator sekaligus penasehat handal untuk anaknya, dengan kata mutiara dan nasehat hidup yang begitu khas. Ibu pun tak pernah bosan mengingatkan dan menjelaskan tentang kehidupan dewasa nanti kepada anaknya, supaya kelak bisa memiliki kehidupan yang cemerlang. Sebab, tak ada  satupun ibu di Dunia ini yang menginginkan anaknya berkehidupan tak layak. Maka dari itu, pesan ibu selalu menempel di hati anaknya.
.
Namun sebagai anak, terkadang kita pasti pernah melalaikan pesan ibu selama ini. Hingga baru akan tersadar apabila pesan ibu tersebut terjadi di kehidupan sendiri. Oleh karena itu, kematangan berpikir pada ibu sungguh tak bisa diragukan lagi, terutama menyangkut perihal anak. Jauh-jauh hari ibu telah mempersiapkan bekal wejangan dengan matang-matang, walaupun memang keliatannya sepele menurut kita sebagai anak, tapi percayalah pasti akan berguna pada waktunya. Inilah yang kemudian membuat diri ini menjadi percaya dan makin mengguguh wejangan/pesan ibu selama ini. Ibu tak pernah berhenti mewejangi kepada saya dengan kalimat ini “nak, kamu jangan lupa beribadah ya, walaupun kamu lagi sendiri atau lagi dengan ibu dan bapak, takutlah sama Allah Swt bukan karena ibu atau bapak”. Sungguh wejangan yang sangat sederhana dari seorang ibu kepada anaknya. Tak lain, ibu hanya ingin anaknya bisa selamat dunia maupun akhirat.
.
Selain perihal agama, ibu pun tak lupa memberikan wejangan kepada anaknya mengenai nilai-nilai kehidupan. Sesama perempuan tentu saja ibu tak pernah jauh-jauh mewejangi saya dengan urusan dapur. Sebagai calon ibu nantinya, harapan ibu tentu ingin anaknya bisa menyukai dunia dapur, bukan hanya menyukai dunia karir saja. Oleh sebab itu, ibu tak pernah bosan membisikkan pesan ini “nak, sehebatnya kamu nanti, jangan lupakan kodratmu ya, pelan-pelan harus latihan masak”. Begitulah pesan ibu yang sering disampaikan akhir-akhir ini. Memang di usia saya yang hampir mendekati seperempat abad ini, tak bisa dibohongi lagi kalau ibu saya tentu sangat khawatir dengan masa depan anaknya nanti. Sehingga pesan tersebut pun disampaikan kepada saya, namun bukan hanya disampaikan saja, melainkan ibu juga mengajarkan saya cara memasak. Dimulai dari yang mudah-mudah dulu, seperti: oseng-oseng.
.
Alhamdullilah sedikit demi sedikit saya mulai senang dengan dunia dapur, dari yang sebelumnya sangat anti dengan dunia dapur. Tak mudah memang untuk masuk ke dalam dunia dapur, tapi bagaimana pun juga cepat atau lambat, seorang perempuan kelak harus bisa memasak walau pertama untuk dikonsumsi sendiri. Ibu memberikan pesan seperti itu, bukan lain hanya ingin melihat anaknya sehat terus, terlebih makanan- makanan di luar sana banyak mengandung kimiawi yang tidak tau bahayanya nanti. Oleh sebab itu, ibu hanya mengajarkan untuk senang memasak, dan bukan mengharapkan anaknya mahir memasak. Jadi, sesederhana itu saja keinginan ibu selama ini. Selain perihal dapur, ibu pun menjelaskan terkait hubungan kepada sesama manusia. 
.
Bagi ibu, hidup akan kurang lengkap jika hanya fokus hubungan ke Allah Swt saja, tapi juga harus diimbangi dengan menjalin hubungan ke sesama manusia. Inilah mengapa ibu selalu rajin mewejangi saya dengan pesan ini “Rejeki yang diberikan oleh Allah Swt sekarang ini hanya sebuah titipan, jadi jangan semua dimakan sendiri, bagilah juga kepada sesama”. Dari sejak kecil, ibu telah menerapkan wejangan ini. Walau penghasilan kita sedikit, banyak, atau bahkan belum berpenghasilan tetaplah ingat kepada sesama. Sederhana saja, dengan cari berbagi makanan atau baju atau ilmu itu sudah termasuk hubungan ke sesama manusia. Paling terpenting adalah bisa memberikan manfaat kepada sesama. Oleh karena itu, saya telah mengikuti wejangan ibu yang satu dari sejak dini, hingga sekarang. Walau belum memiliki penghasilan sendiri, setidaknya bisa menyisihkan uang jajan yang dikasih oleh orangtua selama ini, dan selanjutnya dibagi kepada sesama yang membutuhkan. Tak menutup kemungkinan rejeki kita akan semakin bertambah dengan berbagi, dan bukan malah sebaliknya. Jadi, jangan khawatir berpikir kalau nanti uangmu habis, karena itu tak akan menghabiskan uangmu, itu adalah pikiran yang amat salah besar.
.
Itulah tiga wejangan yang selalu dipesankan ibu kepada anaknya selama ini. Dari perihal rumah tangga, hubungan kepada sesama manusia, sampai urusan agama pun dilengkapi oleh ibu kepada anaknya. Bukan hanya sekali, namun berkali-kali ibu tak bosan mengingatkannya. Besar keinginan ibu hanya ingin bisa melihat anaknya cemerlang, tidak hanya di dunia saja tetapi di akhirat juga, serta selalu ingat Allah Swt dan kepada sesama. Agar hidup seimbang. 

#JasmineElektrik
#KasihSayangIbuTakTerbantahkanWaktu
#HariIbu
#JasmineElektrikCeritaIbu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Salam Yang Tertunda

Gelembung Belalai Gajah