Destinasi Wisata Pantai Cacalan Banyuwangi
Apa
sih itu Padang Ulanan Pantai Cacalan? Kenapa dinamakan Padang Ulanan? Kenapa
juga di Pantai Cacalan? Pantai Cacalan itu dimana letaknya? Pertanyaan seperti
itu pasti datang, tentu karena kita merasa asing mendengarnya. Eitss, agar kita
tidak bertanya-tanya terus, melalui tulisan ini diharapkan pembaca sekalian
bisa sedikit tercerahkan dan memahami kalimat Padang Ulanan Pantai Cacalan
tersebut. Tanpa berlama-lama lagi dan berbasa-basi, berikut ini uraiannya:
Pertama-tama,
Tentu
mendengar Kota Banyuwangi sudah tidak asing lagi, kan? Kota yang letaknya berdekatan
dengan provinsi Bali tapi terpisah oleh selat, dan disambungkan oleh
kapal-kapal di Pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang, akhir-akhir ini menjadi
perbincangan banyak orang. Tidak hanya orang lokal saja, tetapi orang
internasional pun ikutan juga. Di bawah pimpinan bapak Abdullah Azwar Anas, Kota
Banyuwangi mulai beranjak meningkat dan mengalami perubahan terutama dari segi
pariwisatanya. Kita ketahui bersama Kota Banyuwangi adalah kota yang berdiri
dari beberapa daerah. Adapun beberapa daerah yang ada di Kota Banyuwangi,
diantaranya yaitu Rogojampi, Benculuk, Srono, Glagah, Genteng, Muncar, dan
masih banyak lagi.
Dahulu,
Kota Banyuwangi itu hanya terkenal menjadi tempat transit wisatawan yang hendak
berpergian ke kota lain, seperti Malang, Surabaya, atau kota lainnya dan
sebaliknya juga menjadi tempat transit wisatawan dari kota lain hendak ingin
berkunjung ke Bali. Tetapi sekarang Banyuwangi berbeda, kota ini sudah mulai
menata, bangkit dan berubah. Terlihat dari wisata-wisata yang sudah banyak
ditawarkan oleh kota ini. Seperti wisata alamnya ada Gunung Ijen, Pantai Pulau
Merah, Pantai Teluk Ijo, Taman Nasional Baluran, Alas Purwo, Pantai Boom, dan
masih banyak lagi. Wisata alamnya sungguh melimpah di kota ini bila disebutkan
satu per satu pada tulisan ini. Tidak hanya wisata alam, tetapi masih banyak
keindahan lain di Kota Banyuwangi. Masih ada segudang budaya dan adat-istiadat
yang unik terdapat di Kota Banyuwangi. Oleh karena itu, ide dari bpk Anas
(Bupati Banyuwangi) oleh Pemrov Kota Banyuwangi dituangkan melalui berbagai perayaan
semacam Banyuwangi Festival di mana
terdiri dari Banyuwangi Ethno Carnival,
Banyuwangi Jazz Festival, Tour de Ijen, Seribu Penari Tari Gandrung, dan
lainnya. Bisa dikatakan Kota Banyuwangi itu sifatnya bertahap untuk bisa sama
dengan kota wisata lainnya. Dalam hal ini, beberapa daerah di Kota Banyuwangi oleh
Dinas Pariwisatanya selalu dikembangkan agar menjadi wisata kunjungan, dan
tidak selalu berpatok pada wisata yang sudah terkenal. Oleh karena itu, untuk
mencapai kebersamaan dalam membangun Kota Banyuwangi menjadi kota wisata, ada
satu langkah yang sedang dilakukan oleh warga sekitar Pantai Cacalan yaitu pempromosian.
Bila hendak berkunjung ke Kota Banyuwangi,
sempatkanlah untuk mampir ke Pantai Cacalan. Itulah slogan yang selalu diucapkan warga Pantai
Cacalan kepada wisatawan luar Kota Banyuwangi. Dengan upaya, agar wisatawan
yang berkunjung ke Banyuwangi tidak hanya singgah ke wisata yang terkenal
(seperti Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, dan lainnya). Tetapi mulailah
menghampiri pantai ini sejenak. Berlokasi di Jl. Lundin Sukowidi Banyuwangi,
wisatawan cukup menempuh kurang lebih 10 menit dari Pelabuhan Ketapang (lebih
tepatnya menuju ke arah selatan). Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak
berkunjung ke Pantai Cacalan. Sesampainya di Pantai Cacalan, wisatawan dapat menikmati
sunrise dan sunset dari Pantai Cacalan sungguh sempurna, ditambah dengan
merasakan desiran angin pantai hingga melihat pulau sebelah (Bali). Walaupun
Pantai Cacalan ini memiliki pasir yang berwarna hitam, tetapi jangan melihat
dari sisi satu saja. Selain menikmati kesempurnaan sunrise, wisatawan akan diberikan beberapa penawaran wisata oleh
warga yang menjadi pengelola Pantai Cacalan, salah satunya ialah berlayar ke
Pantai Santen. Pantai Santen kata orang sekitar Cacalan disebut sebagai pantai syariah. Karena antara wisatawan
laki-laki dan perempuan akan dipisah sesuai dengan muhrimnya. Walaupun Pantai Cacalan ini sudah lama berada di daerah
Sukowidi, tetapi masih banyak saja orang yang belum mendengar pantai ini.
Miris, tentu saja. Jatuh-bangun sudah sering dirasakan oleh warga yang menjadi
pengelola Pantai Cacalan. Tetapi hal itu tidak menjadikan warga yang mengelola
serta merta putus asa. Ada sedikit harapan di awal tahun ini, Pantai Cacalan
akhirnya secara resmi dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Kota Banyuwangi dengan
tetap dikelola oleh warga Pantai Cacalan sebelumnya. Sehingga ini yang sedikit
memberikan keringanan beban warga yang mengelola Pantai Cacalan, terutama dalam
hal pendanaan. Setelah ada peresmian tersebut, akhirnya Pantai Cacalan memiliki
fasilitas-fasilitas penunjang, seperti: toilet, warung dan tempat parkir.
Peresmian oleh Dinas Pariwisata ditandai dengan kedatangan bpk Anas ke Pantai
Cacalan yang dilaksanakan sebulan yang lalu. Sebagai rasa sukacita warga yang
sekaligus pengelola Pantai Cacalan atas peresmian tersebut, maka di tanggal 28
Maret 2017 jatuh di hari Selasa mereka menggelar acara yang diberi nama Padang
Ulanan Pantai Cacalan. Bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, Padang Ulanan
merupakan Padang Bulan. Oleh karena itu, penyelenggaraan acara Padang Ulanan
diadakan pada malam hari dengan menampilkan tarian pembuka yaitu Padang Bulan, serta
hiburan lainnya. Uniknya tarian Padang Bulan ini ditarikan oleh anak-anak
Sukowidi Banyuwangi berkisar dari umur 8-10 tahun. Sedangkan, Pantai Cacalan
diambil karena tentunya lokasi acara tersebut. Acara bertujuan sebagai
pengungkapan rasa senang, memberikan hiburan warga, dan sekaligus memohon doa
agar Pantai Cacalan berkembang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak
hanya berhenti pada acara Padang Ulanan, tetapi akan ada lagi acara-acara
selanjutnya di Pantai Cacalan.
So, hilangkan penasaran Anda langsung gasss ke
Pantai Cacalan Banyuwangi.
Komentar
Posting Komentar